LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN
TEKNIK MASERASI TUMBUHAN
Disusun oleh :
Kelompok 3 lab bio 5
Baaqiyatu
Asshoolihah G34130010
Sena
Alfianti G34130012
Diah
Dwi Sayuti G34130045
Irham
Abdul Azis G34130052
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PENDAHULUAN
Pengamatan secara mikroskopis dari suatu jaringan akan lebih baik
hasilnya jika dilakukan dari preparat jaringan yang telah dipersiapkan dengan
baik, disayatan cukup tipis serta diberi pewarnaan yang sesuai, sehingga
berbagai elemen yang diteliti lebih mudah untuk diamati. Metode parafin metode
yang sederhana digunakan dalam proses sediaan penyayatan. Metode ini berupa
proses embedding dengan menggunakan lilin (wax).
Kelebihan dari metode parafinin ini ialah irisan spesimen dapat jauh lebih tipis daripada menggunakan metode
beku atau metode seloidin. Dengan menggunakan metode beku, tebal irisan
rata-rata di atas 10 mikron, tetapi dengan metode parafin tebal irisan dapat mencapati
rata-rata 6 mikron pada penyayatan hewan dan 10 mikron untuk penyayatan tumbuhan.
Irisan-irisan yang bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah, bila menggunakan
metode ini. Proses nya jauh lebih cepat dibandingkan metode seloidin.
Kekurangan dari metode ini ialah jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah
patah. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakan, bila menggunakan
metode ini. Sebagian besar ensim- ensim akan larut oleh larutan yang digunakan
dalam metode ini seperti xilol.
Urutan-urutan kerja pembuatan sediaan irisan dengan metode parafin, yaitu :
fiksasi; pencucian (washing);
dehidrasi; penjernihan (clearing);
infiltrasi parafin; penanaman (embedding);
penyayatan (section); penempelan (affiksing); deparafinasi; pewarnaan (staining); penutupan
TUJUAN
Praktikum ini
bertujuan membuat sediaan bagian daun tumbuhan cengkeh maupun teh dengan tujuan
mendapatkan irisan sediaan yang setipisnya sesuai yang diharapkan dengan
melalui media parafin.
METODE DAN ALAT BAHAN
1. Pembuatan
sediaan dengan metode parafin pada daun tumbuhan cengkeh dan teh diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:
Bahan :
- daun teh yang direndam dalam fiksasi
- Larutan fiksatif FAA
- Aquades
- Entelan
- Albumin
- Alkohol bertingkat
- larutan xilol
mikrotom, cover glass, kaca preparat, botol- botol bersisi alkohol dan larutan xilol, hot plate
Prosedur kerja
1. Daun tumbuhan cengkeh dan teh difiksasi terlebih dahulu menggunakan FAA selama 2 x 24 jam
2. Kemudian melakukan
pencucian pada spesimen dengan aquades
3. Mendehidrasi spesimen yang akan dibuat
dengan alkohol bertingkat dari 30 % sampai 100%
4. Daun
tumbuhan cengkeh dan teh dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan agar
dapat diblok
6. Dalam
proses infiltrasi perhatikan cara meletakkan spesimen dan memberi label pada
spesimen
7. Kemudian menaruh spesimen pada blok
yang telah disiapkan diaamkan sampai
mengeras
8. Merendam
blok yang sudah dilepas dari cetakkannya
dalam larutan giford selama 24 jam
9. Mengambil
blok spesimen , melakukan penyayatan
dengan memotong blok menjadi trapesium
10. Bagian
trapesium yang lebih lebar (alas) di lekatkan pada holder
11.menyayat blok menggunakan mikrotom rotasi
12.Meletakkan
hasil sayatan berupa pita sayatan pada gelas objek atau kaca preparat yang di
olesi albumin
13. Melatakkan
spesimen pada hot plate agar spesimen lebih melekat pada kaca preparat
14. Melakukan
pewarnaan dengan pewarna safranin dan fastgreen (pewarnaan ganda)
15. Memberi
entelan sebagai perekat ,kemudian menutup kaca preparat dengan penutup kaca
preparat
16. Mengamati
hasil spesimen dengan mikroskop cahaya
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan belum ada pada praktikum ini karena kami belum melakukan pengamatan
dikarenakan asisten praktikum membatalkan saat tiba hari pengamatan yang telah
dijadwalkan. Akan tetapi kami akan mencari literatur yang sesuai dengan
spesimen yang kami tanam atau blok yang sudah dibuat.
Literatur
spesimen daun teh yang dibuat melalui metode parafin.
Gambar 1 Irisan daun melintang daun
teh. Teh sebagai bahan minuman yang dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah
mengalami proses pengolahan seperti pelayuan, oksidasi enzimatis, penggilingan,
dan pengeringan. Manfaat dari teh yaitu memberikan kesegaran saat diminum, dan
memiliki aktivitas antioksidan karena senyawa katekin yang termasuk dalam
golongan dari fenol
Sumber: http://risariesha.blogspot.co.id/2014_12_01_archive.html
PEMBAHASAN
Parafin (parafin wax) atau lilin merupakan media tanam campuran hidrokarbon minyak
bumi yangakan membeku di bawah suhu titik lelehnya dengan membentuk kristal
jarum sehingga akan mempengaruhi struktur jaringan.Metode parafin yang
dilakukan meliputi tiga tahapan, yaitu embedding, penyayatan dan
pewarnaan.Sebelum dilakukan penanaman (embedding)
terlebih dahulu dilakukan infiltrasi. Bertujuan menggantikan posisi cairan
dalam jaringan sehingga jaringan tidak mengalami perubahan.
Tahapan embedding merupakan proses
penanaman jaringan kedalam parafin atau lilin pada blok parafin yang biasanya
berupa kertas. Keuntungan menggunakan kotak kertas yaitu dapat membuat arah
sayatan dan dapat melabel/menandai jaringan atau sampel. Sebelum melakukan
embedding, terlebih dahulu diberi tanda panah pada dasar kotak kertas sesuai
orientasi spesimen. Kemudian diberi sedikit parafin dalam kotak embedding yang
harus membeku pada bagian dasarnya sehingga objek tidak langsung menempel pada
dasar kotak. Sebelum tahapan embedding terlebih dahulu melakukan proses
fiksasi, dehidrasi, dan infiltrasi.
Fiksatif yang umum digunakan adalah
FAA karena memberikan tampilan spesimen yang lebih tajam. Tahap dehidrasi bertujuanuntuk pembersihan dari perlakuan fiksasi sebelumnya dan tahap dehidrasi umumnya dilakukan bertahap yang bertujuan agar jaringan atau organ tidak mengkerut. Infiltrasi merupakan tahapan untuk mengganti jaringan yang telah didehidran dan dijernihkan ke media embedding, selama proses infiltrasi berlangsung ruang intraseluler diisi oleh parafin, sehingga akan membantu untuk mendapatkan potongan yang halus tanpa kerusakan jaringan dengan menggunakan mikrotom (Khasim 2002).
Alat yang digunakan untuk menyayat spesimen yaitu
mikrotomyang dapat menghasilkan sayatan yang tipis berbentuk pita. Blok parafin
yang akan disayat harus dibentuk menyerupai trapesium untuk mempermudah
penyayatan dan membedakan antar pita satu dan yang lainya. Pita hasil sayatan
tersebut ditempel pada kaca objek yang telah diolesi albumin. Albumin memiliki
kandungan putih telur dan gliserin yang merupakan pelekat alami yang sangat
baik.
Kemudian meletakkan spesimen yang telah dilekatkan pada kaca
preparat pada hot plate agar
perekatan dengan albumin sempurna atau melekat dengan baik. Masuk kedalam proses pewarnaan, spesimen yang
akan diwarnai akan terlebih dulu mengalami deparafinasi yakni menghilangkan
sisa- sisa parafin yang masih melekat pada spesimen biasanya spesimen direndam dalam larutan
xilol 1 dan xilol 2 masing- masing selama lima menit. Kemudian dilanjutkan
dengan rehidrasi dengan alkohol bertingkat dari alkohol 100 % turun sampai
alkohol 30% selanjutnya ke aquades. Kemudian dilanjutkan kembali proses dehidrasi
dari alkohol 30% sampai alkohol 100%. Sebelum sampai ke alkohol 100 % harus
direndam dalam alkohol 95 %. Kemudian ke dalam pewarna Safranin yang merupakan
pewarna dengan pelarut air. Kemudian masukkan ke fastgreen.
Setelah itu masuk ke alkohol absolut dan selanjutnya
melakukan penjernihan dengan xilol 1 dan 2. Kami dalam praktikum menggunakan entelan sebagai perekat permanen
pada hasil spesimen. Setelah pemberian entelan spesimen dapat diamati dengan
mikroskop.
SIMPULAN
Penggunaan metode parafin sangat diperhatikan dalam setiap prosesnya dilakukan bertahap untuk mendapatkan hasil yang tipis sesuai yang diharapkan serta tanpa kerusakan jaringan tumbuhan. berdasarkan literatur yang kami perlihatkan sudah menunjukkan hasil yang baik karena sel-sel penyusun daun teh dapat terlihat dengan jelas baik jaringan parenkim, palisade ,bunga karang, dan berkas pembuluh.
DAFTAR PUSTAKA
Khasim SM. 2002. Botanical Microtechnique: Priciples and Practice. New Delhi:
Capital Publishing Company.