Sunday 6 December 2015

MICROTECH

LAPORAN MIKROTEKNIK TUMBUHAN
TEKNIK MASERASI TUMBUHAN



Disusun oleh :
Kelompok 3 lab bio 5
Baaqiyatu Asshoolihah           G34130010
Sena Alfianti                           G34130012
Diah Dwi Sayuti                     G34130045
Irham Abdul Azis                   G34130052








DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015


PENDAHULUAN
Pengamatan secara mikroskopis dari suatu jaringan akan lebih baik hasilnya jika dilakukan dari preparat jaringan yang telah dipersiapkan dengan baik, disayatan cukup tipis serta diberi pewarnaan yang sesuai, sehingga berbagai elemen yang diteliti lebih mudah untuk diamati. Metode parafin metode yang sederhana digunakan dalam proses sediaan penyayatan. Metode ini berupa proses embedding dengan menggunakan lilin (wax).
Kelebihan dari metode parafinin ini ialah irisan spesimen  dapat jauh lebih tipis daripada menggunakan metode beku atau metode seloidin. Dengan menggunakan metode beku, tebal irisan rata-rata di atas 10 mikron, tetapi dengan metode parafin tebal irisan dapat mencapati rata-rata 6 mikron pada penyayatan hewan dan 10 mikron untuk penyayatan tumbuhan. Irisan-irisan yang bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah, bila menggunakan metode ini. Proses nya jauh lebih cepat dibandingkan metode seloidin.
Kekurangan dari metode ini ialah jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakan, bila menggunakan metode ini. Sebagian besar ensim- ensim akan larut oleh larutan yang digunakan dalam  metode ini seperti xilol. Urutan-urutan kerja pembuatan sediaan irisan dengan metode parafin, yaitu : fiksasi; pencucian (washing); dehidrasi; penjernihan (clearing); infiltrasi parafin; penanaman (embedding); penyayatan (section); penempelan (affiksing); deparafinasi; pewarnaan (staining); penutupan

TUJUAN
            Praktikum ini bertujuan membuat sediaan bagian daun tumbuhan cengkeh maupun teh dengan tujuan mendapatkan irisan sediaan yang setipisnya sesuai yang diharapkan dengan melalui media parafin.


METODE DAN ALAT BAHAN 
1.      Pembuatan sediaan dengan metode parafin pada daun tumbuhan cengkeh dan teh diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:
       Bahan :
  1.        daun teh yang direndam dalam fiksasi
  2.        Larutan fiksatif FAA
  3.        Aquades
  4.        Entelan
  5.       Albumin
  6.       Alkohol bertingkat
  7.       larutan xilol


Alat :
mikrotom, cover glass, kaca preparat, botol- botol bersisi alkohol dan larutan xilol, hot plate

Prosedur kerja
1. Daun tumbuhan cengkeh dan teh difiksasi terlebih dahulu menggunakan FAA selama 2 x 24 jam
2. Kemudian  melakukan pencucian pada spesimen dengan aquades
3. Mendehidrasi spesimen yang akan dibuat dengan alkohol bertingkat dari 30 % sampai 100% 
4. Daun tumbuhan cengkeh dan teh dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan agar dapat diblok
5. Meng-infiltrasi spesimen dengan parafin cair dilakukan didekat oven dan bunsen
6. Dalam proses infiltrasi perhatikan cara meletakkan spesimen dan memberi label pada spesimen
7. Kemudian menaruh spesimen pada blok yang telah disiapkan  diaamkan sampai mengeras
8. Merendam blok yang sudah dilepas dari cetakkannya  dalam larutan giford selama 24 jam
9. Mengambil blok spesimen , melakukan penyayatan  dengan memotong blok menjadi trapesium
10. Bagian trapesium yang lebih lebar (alas) di lekatkan pada holder
 11.menyayat blok menggunakan mikrotom rotasi
12.Meletakkan hasil sayatan berupa pita sayatan pada gelas objek atau kaca preparat yang di olesi albumin
13.  Melatakkan spesimen pada hot plate agar spesimen lebih melekat pada kaca preparat
14. Melakukan pewarnaan dengan pewarna safranin dan fastgreen (pewarnaan ganda)
15. Memberi entelan sebagai perekat ,kemudian menutup kaca preparat dengan penutup kaca preparat 
 16. Mengamati hasil spesimen dengan mikroskop cahaya


HASIL PENGAMATAN
            Hasil pengamatan belum ada pada  praktikum  ini karena kami belum melakukan pengamatan dikarenakan asisten praktikum membatalkan saat tiba hari pengamatan yang telah dijadwalkan. Akan tetapi kami akan mencari literatur yang sesuai dengan spesimen yang kami tanam atau blok yang sudah dibuat.
Literatur spesimen daun teh yang dibuat melalui metode parafin.

Gambar 1 Irisan daun melintang daun teh. Teh sebagai bahan minuman yang dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah mengalami proses pengolahan seperti pelayuan, oksidasi enzimatis, penggilingan, dan pengeringan. Manfaat dari teh yaitu memberikan kesegaran saat diminum, dan memiliki aktivitas antioksidan karena senyawa katekin yang termasuk dalam golongan dari fenol
Sumber: http://risariesha.blogspot.co.id/2014_12_01_archive.html



PEMBAHASAN
            Parafin (parafin wax) atau lilin merupakan media tanam campuran hidrokarbon minyak bumi yangakan membeku di bawah suhu titik lelehnya dengan membentuk kristal jarum sehingga akan mempengaruhi struktur jaringan.Metode parafin yang dilakukan meliputi tiga tahapan, yaitu embedding, penyayatan dan pewarnaan.Sebelum dilakukan penanaman (embedding) terlebih dahulu dilakukan infiltrasi. Bertujuan menggantikan posisi cairan dalam jaringan sehingga jaringan tidak mengalami perubahan.
            Tahapan embedding merupakan proses penanaman jaringan kedalam parafin atau lilin pada blok parafin yang biasanya berupa kertas. Keuntungan menggunakan kotak kertas yaitu dapat membuat arah sayatan dan dapat melabel/menandai jaringan atau sampel. Sebelum melakukan embedding, terlebih dahulu diberi tanda panah pada dasar kotak kertas sesuai orientasi spesimen. Kemudian diberi sedikit parafin dalam kotak embedding yang harus membeku pada bagian dasarnya sehingga objek tidak langsung menempel pada dasar kotak. Sebelum tahapan embedding terlebih dahulu melakukan proses fiksasi, dehidrasi, dan infiltrasi.
            Fiksatif yang umum digunakan adalah FAA karena memberikan tampilan spesimen yang lebih tajam. Tahap dehidrasi bertujuanuntuk pembersihan dari perlakuan fiksasi sebelumnya dan tahap dehidrasi umumnya dilakukan bertahap yang bertujuan agar jaringan atau organ tidak mengkerut. Infiltrasi merupakan tahapan untuk mengganti jaringan yang telah didehidran dan dijernihkan ke media embedding, selama proses infiltrasi berlangsung ruang intraseluler diisi oleh parafin, sehingga akan membantu untuk mendapatkan potongan yang halus tanpa kerusakan jaringan dengan menggunakan mikrotom (Khasim 2002).
Alat yang digunakan untuk menyayat spesimen yaitu mikrotomyang dapat menghasilkan sayatan yang tipis berbentuk pita. Blok parafin yang akan disayat harus dibentuk menyerupai trapesium untuk mempermudah penyayatan dan membedakan antar pita satu dan yang lainya. Pita hasil sayatan tersebut ditempel pada kaca objek yang telah diolesi albumin. Albumin memiliki kandungan putih telur dan gliserin yang merupakan pelekat alami yang sangat baik.
Kemudian meletakkan spesimen yang telah dilekatkan pada kaca preparat pada hot plate agar perekatan dengan albumin sempurna atau melekat dengan baik.  Masuk kedalam proses pewarnaan, spesimen yang akan diwarnai akan terlebih dulu mengalami deparafinasi yakni menghilangkan sisa- sisa parafin yang masih melekat pada spesimen  biasanya spesimen direndam dalam larutan xilol 1 dan xilol 2 masing- masing selama lima menit. Kemudian dilanjutkan dengan rehidrasi dengan alkohol bertingkat dari alkohol 100 % turun sampai alkohol  30%  selanjutnya ke aquades.  Kemudian dilanjutkan kembali proses dehidrasi dari alkohol 30% sampai alkohol 100%. Sebelum sampai ke alkohol 100 % harus direndam dalam alkohol 95 %. Kemudian ke dalam pewarna Safranin yang merupakan pewarna dengan pelarut air. Kemudian masukkan ke fastgreen.
Setelah itu masuk ke alkohol absolut dan selanjutnya melakukan penjernihan dengan xilol 1 dan 2. Kami dalam praktikum  menggunakan entelan sebagai perekat permanen pada hasil spesimen. Setelah pemberian entelan spesimen dapat diamati dengan mikroskop.

SIMPULAN 
             Penggunaan metode parafin sangat diperhatikan dalam setiap prosesnya dilakukan bertahap untuk mendapatkan hasil yang tipis sesuai yang diharapkan serta tanpa kerusakan jaringan tumbuhan. berdasarkan literatur yang kami perlihatkan sudah menunjukkan hasil yang baik karena sel-sel penyusun daun teh dapat terlihat dengan jelas baik jaringan parenkim, palisade ,bunga karang,  dan berkas pembuluh.

DAFTAR PUSTAKA

Khasim SM. 2002. Botanical Microtechnique: Priciples and Practice. New Delhi: Capital Publishing Company.